Selasa, 03 Agustus 2010

KALAU MAU KAYA NGAPAIN TAKUT NGUTANG,,,,???

Sangat bertolak belakang dengan anggapan umum yang memandang utang sebagai sumber masalah. Buku ini justru membuktikan dengan tegas bahwa utang adalah sumber solusi dan jalan pasti untuk meraih kesuksesan bisnis dan kekayaan. Buku ini akan memandu Anda dalam mendapatkan utang produktif yang bakal membesarkan bisnis Anda.

“Ingat Utang Itu Mulia”
Pengantar Purdi E. Chandra
(Pendiri Primagama Group & Entrepreneur University)

Baru baca judulnya, saya langsung tertarik untuk membaca lebih lanjut buku ini. Sejak awal saya sepakat bahwa utang itu bisa bikin kita kaya. Ini bukan omong kosong, karena saya dan murid-murid saya di Entrepreneur University (EU) telah membuktikannya. Karena tak ingin sendirian menikmati enaknya ngutang, setiap kali mem-bawakan materi entrepreneurship saya selalu tekankan dan saya dorong mereka untuk tidak takut ngutang. Prinsip saya sama persis dengan judul buku yang sekarang Anda pegang, Kalau Mau Kaya Ngapain Takut Ngutang.

Saya dan murid-murid saya telah membuktikan kedasyatan dari kekuatan utang. Bagi saya, utang bukanlah sebuah aib yang harus ditutup-tutupi dan dijauhi, melainkan utang adalah berkah dan tindakan terpuji. Saya sebut berkah karena setiap bisnis yang saya bangun dengan modal uang pinjaman selalu memberikan hasil yang gilang-gemilang. Berbisnis dengan modal ngutang seakan mampu menggenjot etos kerja saya, karena saya merasa punya tanggung jawab moral dan finansial kepada si pemberi pinjaman. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan kenapa saya hobi banget ngutang.

Selain membawa berkah, bagi saya utang juga sangat mulia. Dalam ajaran agama disebutkan, bahwa orang yang tangannya di atas lebih mulia dibanding dengan orang yang tangannya di bawah. Kaitannya dengan utang begini, ketika saya menyimpan uang di bank, katakanlah dalam bentuk deposito, maka setiap bulan saya akan mendapat hasil bunga tanpa bekerja. Dalam kondisi seperti ini saya adalah penerima bunga, tangan saya di bawah sedangkan tangan bank di atas.

Tapi seandainya dibalik bukan saya yang menyimpan uang di bank, melainkan bank yang ngasih pinjaman kepada saya. Maka setiap bulan saya harus memberi bunga atau bagi hasil kepada bank. Dalam kondisi seperti ini tangan saya di atas, sedangkan tangan bank berada di posisi bawah.

Seharusnya bukan pengutang yang berterima kasih kepada bank, tapi bank yang harus berterima kasih kepada pengutang. Logikanya dari pada uang nganggur di laci bank lebih baik saya pinjam, saya berdayakan untuk membuka usaha, saya serap tenaga kerja, saya gerakkan roda perekonomian, lantas saya ’gaji’ bank dan para nasabahnya dengan bunga yang saya bayarkan setiap bulan. Apakah utang yang seperti ini tidak disebut sebagai tidakan mulia?

Kalau ingin cepat kaya percayalah dengan saya, segera perbanyak utang Anda. Dengan catatan gunakan utang itu untuk membuka usaha, jangan dipakai untuk foya-foya. Dalam berbisnis saya selalu mengandalkan ilmu BODOL, yaitu Berani Optimis dengan Duit Orang Lain. Ilmu BODOL ini tak lain adalah utang. Pengalaman saya dan murid-murid saya di EU, utang merupakan cara yang paling efektif dan efisien untuk meli-patgandakan aset.

Selama utang Anda pakai untuk berbisnis tidak ada alasan lagi untuk takut ngutang. Meskipun utang Anda banyak nanti lambat laun akan lunas dengan sendirinya, tanpa terasa. Karena sebenar-nya yang melunasi utang itu bukan Anda melainkan pelanggan Anda.

Sekadar berbagi pengalaman, dulu saya beli dua ruko di Lampung seharga Rp280 juta. Berhubung kantong lagi bolong, dan memang saya jarang membiarkan uang nganggur di kantong, saya pun cari pinjaman di bank. Tak dinyana tak disangka, kok bank kasih pinjaman sebesar Rp360 juta. Padahal, untuk membeli ruko hanya dibutuhkan uang Rp280 juta. Itu artinya masih ada sisa uang Rp80 juta yang bisa saya pakai untuk renovasi dan buka usaha di ruko.

Singkat cerita, saya tidak perlu keluar uang untuk membeli ruko. Karena usaha yang saya jalankan di ruko tadi sudah bisa dipakai untuk bayar cicilan bulanan ke bank, bahkan terkadang ada lebihnya. Dan yang lebih mengejutkan, kini harga masing-masing ruko tadi melonjak menjadi Rp300-an juta. Artinya, cukup bermodalkan uang pin-jaman saya bisa memiliki dua ruko plus mendapat keuntungan dari kenaikan harga ruko sebesar Rp320 juta.

Kalau Mau Kaya Ngapain Takut Ngutang, karangan Didik Darmanto, seorang mantan wartawan yang saya kenal dengan baik, merupakan buku dasyat yang akan membuat Anda keranjingan ngutang. Di dalamnya tidak hanya memaparkan cara berpikir positif tentang utang, tapi juga menjelaskan kiat-kiat cerdas menggali sumber pendanaan. Tak ada salahnya bila buku ini Anda jadikan panduan.

Nah, setelah Anda tidak takut lagi ngutang, saatnya Anda menjadi warga negara yang baik dengan cara memperbanyak utang demi kema-slahatan dan kesejahteraan. Selamat ngutang, Anda pasti sukses.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar